BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penelitian
adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah,
sistematis, dan logis. Istilah ilmiah disini diartikan kebenaran pengetahuan
yang didasarkan pada fakta yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati
dan bersifat objektif. Dengan perkataan lain, kebenaran pengetahuan tersebut
diperoleh bukan dari ide pribadi atau duga-dugaan, tetapi berdasarkan fakta.
Oleh sebab itu, kegiatan penelitian ilmiah memerlukan dan menempuh tahap-tahap
yang sistematis, dalam arti menurut aturan tertentu, dan logis dalam arti
sesuai dengan penalaran. Metode penelitian adalah sebagai suatu cara untuk
memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada
dasarnya menggunakan metode ilmiah.
Salah
satu metode ilmiah yang digunakan untuk memecahkan dan mengetahui kebenaran
suatu masalah adalah dengan studi penelitian deksriptif. Penelitian deksriptif
dalam bidang kesehatan menggambarkan distribusi penyakit menurut variabel
tempat, orang dan waktu. Dalam penelitian deskriptif peneliti mengadakan
eksplorasi fenomena tanpa berusaha mencari hubungan antar-variabel di dalam
fenomena tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan epidemiologi deskriptif?
2. Apa
ciri-ciri epidemiologi deskriptif?
3. Apa
tujuan epidemiologi deskriptif?
4. Apa
jenis-jenis epidemiologi deskriptif?
5. Apa
langkah-langkah epidemiologi deskriptif?
6. Apa
contoh penelitian deskriptif?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
definisi epidemilogi deskriptif.
2. Mengetahui
ciri-ciri epidemiologi deskriptrif.
3. Mengetahui
tujuan epidemiologi deskriptif.
4. Mengetahui
jenis-jenis epidemiologi deskriptif.
5. Mengetahui
langkah-langkah epidemiologi deskriptif.
6. Mengetahui
contoh epidemiologi deskriptif.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
6.1
Pengertian Epidemiologi Deskriptif
Menurut
Dyan Khunti Nugrahaeni, SKM, MKM. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan mengenai fenomena yang ditemukan, baik berupa
faktor risiko (paparan) maupun efek (penyakit/masalah kesehatan).
Penelitian
deskriptif digunakan untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi
masalah kesehatan disuatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.
Penelitian deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi
mengenai kejadian riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan masalah
kesehatan.
Studi deskriptif
memberikan pengetahuan, data, dan informasi tentang perjalanan atau pola
penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, dan kematian dalam kelompok atau
populasi.Infomasi dapat berasal dari data yang dikumpulkan secara rutin
berdasarkan karakteristik seperti, usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, status sosial ekonomi, pekerjaan, wilayah geografis, dan berdasarkan
periode waktu.
Menurut Sulistyaningsih
didalam bukunya yang berjudul Epidemiologi dan Praktek Kebidanan, epidemilogi
deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan, tanpa mencari jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang menjadi
frekuensi, penyebaran dan atau munculnya masalah kesehatan tersebut.
Epidemiologi deskriptif merupakan dasar berpijak dalam proses berpkir deduktif
guna menyusun hipotesis mengenai hubungan kausal yang akan dibuktikan pada fase
berikutnya.
Epidemilogi deskriptif akan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. What,
yaitu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dan berapa besarnya masalah
kesehatan masyarakat, maka jawabannya akan menyusun masalah kesehatan.
2. Who,
yaitu siapa yang terkena masalah kesehatan.
Tentunya yang terkena masalah kesehatan
masyarakat adalah masyarakat atau sekelompok manusia yang menjadi host
penyakit. Manusia yang akan dibahas adalah karakteristiknya, meliputi jenis
kelamin, usia, paritas, agama, ras, genetika, tingkat, pendidikan, penghasilan,
jenis pekerjaan, jumlah keluarga, dan lain-lain.
3. When,
yaitu kapan masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah menjelaskan
waktu ( time ) dengan karakteristik periode penyakit/gangguan kesehatan jangka
pendek (ukuranya detik, menit, jam, hari, minggu), jangka panjang (bulan,
tahun), perode musiman dll.
4. Where,
yaitu dimana masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah
menjelaskan tempat (place) dengan karakteristik tempat tinggal, batas
geografis,desa-kota, batas administratif dll.
Metode yang digunakan
untuk mempelajari epidemiologi deskriptif adalah surveilans epidemiologi,
screening, studi prevalensi, penelitian deskriptif, penyelidikan wabah.
Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang dilakukan secara terus menerus
untuk menentukan tindakan terhadap masalah yang diemukan. Screening adalah
kegiatan untuk mendeteksi dini suatu penyakit/masalah kesehatan yang secara
klinis belum ditegakkan diagnosisnya. Penilitian deskriptif adalah studi
epidemiologi yang bertujuan menggambarkan masalah kesehatan (pola distribusi
penyakit) berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu tanpa mencari
faktor-faktor penyebabnya. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor
sosio-demografi (umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan), gaya
hidup (pola/jenis makanan, pemakaian obat-obatan, perilaku seksual),dll.
Penyelidikan
epidemiologi adalah kegiatan untuk memastikan adanya suatu kejadian luar biasa
(KLB) atau wabah terhadap peningkatan kasus penyakit/kematian disuatu daerah
pada waktu tertentu.
6.2
Ciri-Ciri Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif memiliki
ciri-ciri yaitu sebagai berikut :
1. Pemaparan
peristiwa dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data faktual
daripada penyimpulan/ berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu.
2. Fenomena
disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi/ tidak ada perlakuan terhadap
variabel dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena
tersebut bisa terjadi.
3. Tidak perlu adanya hipotesis.
4. Menguraikan
satu variabel saja. Jika ada beberapa variabel yang diuraikan, dilakukan satu
persatu.
5. Hasil
penelitian deskriptif sering digunakan atau dilanjutkan dengan melakukan
penelitian analitik.
6. Hubungan
antara variabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara keseluruhan suatu peristiwa
yang diteliti, tetapi pengujian mengenai tipe dan tingkat hubungan bukan
merupakan tujuan utama dari satu penelitian deskriptif.
6.3
Tujuan Epidemiologi Deskriptif
Tujuan dari epidemiologi deskriptif
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga
kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2. Untuk
memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3. Untuk
mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah
kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
6.4
Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif
1. Studi
kasus, adalah suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit
sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting
tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian
ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal yang tak teduga kemudian dapat digunakan
untuk membuat hipotesis.
2. Survei,
adalah studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas
dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu.
3. Studi
perkembangan, studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dapat dipercaya.
4. Studi
tindak lanjut, studi yang menyelediki perkembangan subjek setelah diberi
perlakuan atau mengalami kondisi tertentu.
5. Analisis
kecenderungan, yaitu analisis yang digunakan untuk meramalakan keadaan di masa
yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
6. Analisis
dokumenter, studi ini sering juga disebut analisis isi yang juga dapat
digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan paikologis.
7. Studi
kolerasi, yaitu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya
hubungan antar variabel yang diteliti.
6.5
Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai
langkah-langkah penting sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi
adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui model deskriptif.
2. Membatasi
dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan
tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan
studi pustaka pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan
kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
6. Mendesain
metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel,teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan
menganalisis data.
7. Mengumpulkan,
mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
8. Membuat
laporan penelitian.
Keunikan
Penelitian deskriptif
1. Penelitian
deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden
yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2. Penelitian
deskriptif yang menggunakan observasi. Kadangkala dalam pengumpulan data tidak
memperoleh data yang tidak memadai.
3. Penelitian
deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dirumuskan secara jelas, agar dilapangan peneliti tidak mengalami kesulitan
dalam menjaring data yang diperlukan.
BAB
III
JUDUL
MAKALAH
Contoh
Studi Kasus Penelitian Deskriptif
1. Karakteristik
Orang
a. Usia
Pada penelitian deskriptif
tuberkulosis paru yang diambil adalah dari semua usia mulai dari 0 hingga
diatas 65 tahun. Berikut tabel hasil dari penelitian tersebut.
Data penderita tuberkulosis paru
dan jumlah penduduk menurut kelompok usia.
USIA
|
PENDERITA
TB
PARU
|
PENDUDUK
|
%
USIA
|
0-4
|
1,035
|
174,687
|
0,59
|
5-14
|
901
|
301,211
|
0,30
|
15-24
|
2,485
|
176,960
|
1,40
|
25-44
|
6,794
|
282,595
|
2,40
|
45-64
|
9,097
|
119,597
|
7,61
|
Lebih
dari 65
|
5,937
|
27,275
|
7,61
|
JUMLAH
|
26,249
|
1,082,325
|
2,43
|
Dari penelitian
tersebut dapat dilihat kasus penderita TB paru terbesar yaitu pada usia 45-64
tahun yaitu sebanyak 9,097 penderita, namun jika dilihat dari jumlah anggota
populasi untuk tiap kelompok usia angka persentasi tertinggi penderita ada pada
kelompok usia lebih dari 65 tahun yaitu sebesar 21,77%.
b. Jenis
Kelamin
Pada penelitian ini semua gender
ikut serta, dari laki-laki dan perempuan.
2. Karakteristik
Tempat
Penelitian dilakukan di Kota Maju
Mundur dimana menurut survei kota maju
mundur menjadi salah satu kota dengan penderita TB paru tinggi.
3. Karakteristik
Waktu
Penelitian tersebut dilakukan pada
tahun 2013 dimana pada tahun tersebut kasus tuberkulosis paru semakit menigkat
dari tiap bulannya.
DAFTAR
PUSTAKA
a.
Buku Ilmiah
Sulistyaningsih.
2011. Epidemiologi dalam Praktek
kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nugrahaeni,
Dyan Khunti. 2010. Konsep Dasar
Epidemiologi. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
b.
Website
Pramono,
Dibyo. Rancangan Penelitian di Bidang
Kesehatan. dibyopramono@gadjahmada.edu (Di akses tanggal 24 Juli 2015,
pukul 14.30)
Abidin,
Zainal. Macam-macam penelitian. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-epidemiologi-deskriptif.html.
(Di akses tanggal 24 Juli 2015, pukul 15:45)
Belum ada tanggapan untuk "Contoh Makalah Epidemiologi Deskriptif"
Posting Komentar